Penjualan Motor Listrik Polytron Berkurang 50%: Ketahui Alasannya

Table of Contents
Penjualan Motor Listrik Polytron Berkurang 50%: Ketahui Alasannya

Usaha yang dimiliki oleh Grup Djarum, yakni PT Hartono Istana Teknologi (Polytron), mencatatkan bahwa penjualan sepeda motor listrik menunjukkan adanya pengurangan atau kemunduran sebesar 50%. year to date Pada awal tahun ini dibandingkan dengan 2024.

Tekno Wibowo, Direktur Komersial Polytron menyampaikan bahwa penurunan itu dikarenakan antusiasme atau minat publik terhadap sepeda motor listrik berkurang karena adanya keraguan tentang keberlanjutan insentif dari pihak pemerintahan.

"Secara year to date , penjualan motor listrik kita mengalami penurunan sebesar 50% jika dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu. Meskipun produksinya tetap berlangsung seperti biasa, tampaknya minat publik sedikit merosot," jelas Tekno saat diwawancara oleh media di Jakarta, pada hari Selasa (6/5/2025).

Namun, Tekno tak menyebutkan lebih detail jumlah unit motor listrik yang terjual pada awal tahun ini. Kendati demikian, merujuk catatan Bisnis tahun lalu, Polytron mengklaim telah menjual sebanyak 4.250 unit sepeda motor listrik pada kuartal I/2024. Adapun sekitar 95% di antaranya menggunakan skema subsidi senilai Rp7 juta.

Dia tak memungkiri, program subsidi motor listrik yang digelontorkan pemerintah beberapa tahun terakhir sangat membantu penjualan. Maka tak heran, saat ini masyarakat masih menunda pembelian karena kebijakan tersebut belum jelas kelanjutannya tahun ini.

"Banyak pembeli merasa khawatir bahwa jika membeli saat ini dan nanti bulan depan ada subsidi, maka mereka akan mengalami kerugian. Karena itu, mereka menahan diri untuk sementara waktu. Bagi kita, sebaiknya pihak berwenang memberikan informasi yang pasti tentang adanya subsidi tersebut atau tidak, sehingga kita dapat membuat perencanaan secara lebih teratur," ungkapnya.

Walaupun penjualan sepeda motor listrik turun sedikit, Polytron tetap merasa yakin akan prospek pasar dalam negeri di kuarter depan. Perusahaan ini juga mendoakan agar pemerintah cepat memberikan kepastian terkait dengan subsidi untuk sepeda motor listrik.

"Harusnya kita terus bersikap optimis. Konsumsi dalam negeri menjadi faktor penting bagi ekonomi Indonesia. Bila orang-orang pada umumnya merasa pesimis, kondisi akan betul-betul suram. Oleh karena itu, seluruh pemain, termasuk kami sebagai pengusaha serta media massa, wajib membantu menciptakan atmosfer yang positif sehingga roda perekonomian dapat berputar," ungkapnya.

Selain menjual sepeda motor listrik, mereka juga telah memulai penetrasi ke pasar mobil listrik dengan merilis Polytron G3 yang memiliki Tingkat Komposisi Dalam Negeri (TKDN) hingga 40 persen. Kerjasama untuk proyek ini dilakukan antara Polytron dan Skyworth Auto, sebuah perusahaan pembuat kendaraan listrik dari China.

Berikutnya, mobil listrik buatan Polytron G3 dijual dengan harga yang dimulai dari Rp299 juta sementara versi G3+ memiliki banderol harga senilai Rp399 juta. Biaya penyewaan baterainya adalah sebesar Rp1,2 juta setiap bulannya. Mobil listrik berdesain SUV ini mengklaim mampu menempuh jarak hingga 800 kilometer.

Polytron bertujuan menjual sebanyak 1.500 unit dari mobil listrik perdana mereka sampai akhir tahun. Pemesanan saat ini telah dibuka dan pengiriman direncanakan akan dimulai pada pertengahan Juli 2025 yang akan datang.